Senin, 28 Mei 2012

JANTUNG DAN PROBLEMATIKANYA

Jantung adalah sebuah organ dalam (visera) kita yang sangat penting. Jantung sangat berperan dalam sistem sirkulasi atau peredaran darah kita yang akan menjamin terpenuhinya oksigen dan nutrisi bagi seluruh sel-sel tubuh kita.

Jantung adalah organ yang tak kita sadari kerjanya, namun bisa dipastikan jantung tak pernah berhenti bekerja untuk kehidupan setiap makhluk hidup, tanpa kecuali manusia tentunya. Keberadaan jantung dan manfaatnya akan kita sadari setelah jantung mengalami kondisi gangguan, atau sedang bekerja dalam kondisi yang kurang normal.

Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem peredaran darah atau menyerang jantung dan sel-sel jantung. Penyakit-penyakit jantung yang populer dimasyarakat kita diantaranya: penyakit jantung koroner, gagal jantung, angina, dan aritmia.

Laju denyut jantung atau kerja pompa jantung dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama" yang merupakan kelompok khusus sel yang disebut noodus sinoatrialis yang terletak pada dinding serambi kanan jantung. Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinoatrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya diteruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole.

Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek sekitar 0,4 menit yang disebut diastole, sebelum implus berikutnya datang. Nodus sinoatrialis menghasilkan 60-72 impuls permenit ketika tubuh dalam keadaan santai. Produksi impuls-impuls ini juga dikendalikan oleh sistem syaraf otonom, yang bekerja diluar keinginan atau bawah sadar kita. 

Penyakit Jantung

Penyakit jantung adalah istilah umum yang merujuk pada berbagai penyakit yang mempengaruhi kinerja jantung. Penyakit jantung sering disebut pula dengan istilah penyakit kardiovaskuler.

Penyakit jantung umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. Kondisi jantung lain seperti infeksi dan hal-hal yang mempengaruhi otot jantung, katup atau irama jantung juga dianggap sebagai penyakit jantung.

Banyak penyakit jantung yang sebenarnya dapat dicegah atau diobati dengan mengikuti gaya hidup sehat.

Penyakit jantung dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor resiko penyakit jantung diantaranya:
  1. Faktor usia. Faktor usia merupakan salah satu faktor yang riskan menimbulkan penyakit jantung. 45 tahun keatas merupakan faktor resiko penyakit jantung pada pria. Wanita dengan usia 55 tahun keatas atau telah memasuki masa menopause juga merupakan faktor resiko.
  2. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga yang umumnya berhubungan dengan profil kolesterol.
  3. Diabetes, penyakit diabetes juga merupakan faktor resiko penyakit jantung. Kebanyakan penderita diabetes meninggal dunia akibat komplikasi diabetes terhadap fungsi jantung.
  4. Kebiasaan merokok, seorang perokok lebih beresiko terhadap penyakit jantung dibanding bukan perokok, terlebih jika perokok tersebut juga mengalami obesitas.
  5. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  6. Kegemukan atau obesitas. Semua penderita obesitas beresiko mengalami penyakit jantung, namun seseorang dengan obesitas tengah (perut buncit) lebih beresiko.
  7. Gaya hidup kurang sehat
  8. Stres, stres merupakan pemicu aritmia.

Gejala-gejala penyakit jantung tidak cukup spesifik, namun adanya tanda berikut dapat merupakan petunjuk awal adanya gangguan jantung yang harus anda waspadai.
  1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka otot juga tidak mendapat oksigen dalam jumlah yang memadai dan menyebabkan penimbunan hasil metabolisme dalam jaringan otot sehingga menyebabkan kram dan kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada seperti diremas-remas yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali ( suatu keadaan yang disebut silent ischemia).
  2. Sesak nafas. Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmonar atau edema pulmonar).
  3. Kelelahan dan kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang sehingga menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini dapat bersifat ringan, untuk mengatasinya penderita biasanya mengurangi aktivitas fisik secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai gejala penuaan biasa.
  4. Palpitasi atau jantung berdebar-debar.
  5. Pusing dan pinsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau kemampuan memompa yang buruk menyebabkan pusing dan pinsan.
Secara lebih detail, gejala-gejala penyakit jantung dapat dikelompokan sebagai berikut:
  1. Gejala penyakit jantung pada pembuluh darah (penyakit kardiovaskuler). Penyakit jantung tipe ini disebabkan oleh pembuluh darah yang mengalami penyempitan, tersumbat, atau penurunan elastisitas sehingga mengakibatkan jantung, otak dan bagian tubuh lain tidak menerima cukup aliran darah, yang akan menyebabkan gejala-gejala berikut: nyeri dada (angina), sesak nafas, sakit, mati rasa, lemah atau dingin di kaki atau tangan. Seseorang sering kali tak terdiagnosis memiliki penyakit kardiovaskuler hingga kondisi seseorang tersebut telah benar-benar memburuk. 
  2. Gejala penyakit yang disebabkan oleh denyut jantung yang abnormal (aritmia jantung). Aritmia jantung adalah detak jantung yang abnormal. Jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur saat seseorang mengalami aritmia. Gejala aritmia berupa: detak jantung yang terlalu cepat (tachycardia), detak jantung lambat (bradycardia), nyeri dada, sesak nafas, pusing, pinsan (syncope).
  3. Gejala penyakit jantung yang disebabkan oleh cacat jantung bawaan. Cacat jantung bawaan serius umumnya diketahui setelah bayi lahir ditandai dengan: warna kulit pucat dan kebiruan (cyanosis), pembengkakan kaki, perut dan daerah sekitar mata, sesak nafas selama menyusu. Sedangkan cacat jantung bawaan ringan umumnya baru terdiagnosa setelah masa kanak-kanak bahkan menjelang dewasa, yang umumnya ditandai dengan: mudah sesak nafas selama olahraga atau aktivitas fisik, mudah lelah selama olahraga atau aktivitas fisik, penumpukan cairan dijantung atau paru-paru, dan pembengkakan di tangan, pergelangan kaki atau kaki.
  4. Gejala penyakit yang disebabkan oleh penebalan otot jantung (cardiomyopathy). Kardiomyopati adalah penebalan dan kekakuan otot jantung. Gejalanya: sesak nafas saat beraktivitas atau bahkan pada saat santai, pembengkakan pergelangan kaki, kembung (distensi), kelelahan, denyut jantung tidak teratur, pusing, sakit kepala ringan dan pinsan.
  5. Gejala penyakit jantung yang disebabkan oleh infeksi jantung. Infeksi jantung dapat berupa: pericarditis yaitu infeksi pada jaringan yang mengelilingi jantung (pericardium), myocarditis yaitu infeksi pada lapisan otot tengah dinding jantung (myocardium), dan endocarditis yaitu infeksi pada membran dalam yang memisahkan ruang maupun katup jantung (endocardium). Gejala infeksi jantung dapat berupa: demam, sesak nafas, lemah dan kelelahan, pembengkakan dikaki dan perut, perubahan irama jantung, batuk terus-menerus, kulit ruam dan berbintik.
  6. Gejala penyakit jantung valvular. Jantung memiliki empat katup yaitu aorta, mitral, paru dan trikuspid yang dapat membuka dan menutup. Penyakit jantung valvular adalah penyakit jantung akibat kerusakan katup tersebut atau karena kondisi lain yang menyebabkan penyempitan (stenosis), kebocoran atau penutupan yang kurang tepat (prolapse). Gejalanya: kelelahan, sesak nafas, detak jantung tak teratur, kaki dan pergelangan kaki bengkak, nyeri dada, pinsan.

Penetapan Diagnosa Penyakit Jantung

Dalam menetapkan diagnosa penyakit jantung, biasanya terlebih dahulu dilakukan serangkaian pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tersebut antara lain:
  1. Elektrokardiogram (EKG). EKG adalah pemeriksaan aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan ini sangat penting dalam penetapan diagnosa penyakit jantung koroner  (PJK). Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui apakah telah ada tanda-tanda PJK, baik berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing akan memberikan gambaran yang berbeda.
  2. Foto rontgen dada. Dari foto rontgen dapat dilihat ukuran jantung, serta ada atau tidaknya pembesaran. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seseorang telah mengalami PJK lanjut atau belum, atau bahkan PJK yang telah berkembang menjadi payah jantung.
  3. Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan pada sampel darah yang diperlukan adalah: kolesterol, HDL, LDL, trigliserida, glukosa darah, HS CRP, troponin, CPK, MB-CK (pada waktu serangan), Lp(a), homosistein.
  4. Treadmill/Jentera. Alat ini digunakan dalam diagnosis PJK, yang berupa alat olahraga yang dihubungkan dengan monitor EKG. Prinsipnya adalah untuk merekam aktivitas fisik.
  5. Kateterisasi jantung. Kateterisasi jantung akan memberikan informasi terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh koroner.
  6. Multi slice CT Scan 64 slices untuk diagnosa penyakit jantung koroner. Pemeriksaan ini dapat dilakukan terhadap:
  • Pasien dengan keluhan nyeri dada yang tidak khas dan hasil pemeriksaan EKG dan treadmill yang meragukan, sehingga diperoleh informasi untuk menentukan tidakan selanjutnya.
  • Pasien pasca balonisasi/pemasangan stent atau operasi bypass koroner, untuk mengetahui keadaan koroner dalam perkembangan selanjutnya.
  • Mereka yang mempunyai faktor resiko tinggi, seperti penderita diabetes melitus, darah tinggi, kolesterol tinggi, perokok, usia lanjut, dan riwayat keluarga dengan panyakit jantung namun belum terdiagnosis mengalami penyakit jantung koroner.