Rabu, 01 Agustus 2012

STATIN DAN PERUBAHAN METABOLISME GLUKOSA


Koh et al. pada sebuah studi dengan melibatkan sejumlah kecil pasien yang diterapi dengan atorvastatin, menunjukan adanya penurunan kadar low-density lipoprotein cholesterol (LDL-cholesterol), namun pengobatan dengan atorvastatin ini secara signifikan menyebabkan peningkatan kadar insulin puasa dan kadar hemoglobin terglikasi yang berarti terjadi peningkatan resistensi insulin pada pasien hiperkolesterolemia tersebut. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan pada 345.417 pasien veteran (usia rata-rata 61 tahun, 94% diantaranya pasien pria, dan 6% diantaranya dengan diabetes), menunjukan bahwa baik pada pasien dengan diabetes maupun tanpa diabetes, terjadinya peningkatan kadar glukosa puasa (P<0,0001). Setelah dilakukan penyesuaian umur dan penggunaan aspirin, beta-bloker, inhibitor enzim pengkonversi angiotensin (ACE inhibitor) perubahan kadar glukosa darah puasa pada pasien dengan diabetes yang menggunakan statin adalah sebesar 7 mg/dl dibanding pasien diabetes yang tidak menggunakan statin yaitu sebesar 5 mg/dl (P<0,0001).

Sattar et al. menemukan sejumlah kecil peningkatan namun signifikan kadar insulin puasa pada pasien yang memakai statin pada analisis acak terkontrol penggunaan statin.

Mekanisme bagaimana statin dapat mempengaruhi metabolisme glukosa belum diketahui dengan jelas. Suatu studi menyarankan bahwa statin dapat mengubah kontrol glikemik dengan mengurangi berbagai metabolit, seperti isoprenoid, farnesil pirofosfat, geranil-geranil pirofosfat, dan ubikuinon yang meningkatkan penyerapan glukosa melalui glukosa transporter tipe 4 pada adiposa dan merusak pelepasan insulin.

Namun studi-studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Apakah hasil yang dicapai dari penggunaan statin pada pasien yang mengembangkan diabetes ini berbeda dengan pasien yang tidak mengembangkan diabetes?, atau dengan kata lain, apakah peningkatan kadar glukosa puasa tersebut hanya sekedar data laboratorium atau merupakan suatu penyakit yang nyata?
  2. Apakah pasien yang mengembangkan diabetes akibat penggunaan statin harus diterapi sebagaimana halnya pasien diabetes yang yang tidak menggunakan statin?
  3. Seberapa cepat statin dapat menimbulkan perubahan metabolisme glukosa?
  4. Apakah perubahan metabolisme glukosa terkait dengan dosis statin?
  5. Bagaimana metabolisme yang jelas dari perubahan metabolisme glukosa ini?
Studi eksperimental terbaru membandingkan statin hidrofilik, statin lipofilik memiliki efek pleitropik yang menyebabkan efek metabolik yang tidak menguntungkan seperti pengurangan sekresi insulin dan memperburuk resistensi insulin. Sattar et al. menunjukan bahwa pengembangan diabetes dengan statin terjadi pada pasien yang lebih tua, sementara uji coba dengan menggunakan pravastatin telah mengurangi perkembangan diabetes pada pasien dengan usia rata-rata kurang dari 65 tahun. Studi sebelumnya telah menunjukan bahwa pravastatin memperbaiki sensitivitas insulin, sedangkan simvastatin memperburuk resistensi insulin sebanding dengan perbaikan profil lipid dan vasodilatasi tergantung endotelium pada pasien dengan hiperkolesterolemia. 

Perbedaan aksi metabolik dari statin lipofilik dan hidrofilik ini konsisten pada meta-analisis terbaru. Diantara mekanisme yang masuk akal dan layak untuk ditindaklanjuti adalah adanya potensi tindakan sistem syaraf pusat statin lipofilik untuk mengganggu homeostasis glukosa.


Sumber:
The American Journal of Cardiology