Rabu, 01 Agustus 2012

FAKTA-FAKTA SEPUTAR ATORVASTATIN



Atorvastatin sebagai salah satu obat yang laris manis dipasaran internasional telah memberikan banyak keuntungan finansial bagi Pfizer sebagai produsen original productnya (Lipitor). Atorvastatin memiliki sejumlah fakta yang harus diketahui, terutama oleh para praktisi kesehatan (dokter, apoteker) sehubungan penggunaan obat ini dimasyarakat. Berikut dirangkum beberapa hasil penelitian terkait atorvastatin yang dipublikasikan dalam American Journal of Cardiology.
  1. Atorvastatin secara signifikan dan konsisten mampu meningkatkan level insulin puasa dan hemoglobin terglikasi (HbAIc), resistensi insulin serta ambang glikemia, sehingga penggunaan atorvastatin pada pasien hiperkolesterolemia yang disertai sindrome metabolik atau diabetes melitus harus dihindari. Judul penelitian "Atorvastatin Causes Insulin Resistance and Increase Ambient Glycemia in Hypercholesterolemic Patients"
  2. Pada studi 1 tahun yang dilakukan untuk membandingkan khasiat dan keamanan atorvastatin dibandingkan dengan lovastatin, diketahui bahwa atorvastatin mengurangi LDL-kolesterol, kolesterol total, trigliserida dan apo B secara signifikan lebih baik dibandingkan lovastatin dengan profil keamanan yang sama. Dengan atorvastatin 10 atau 20 mg memungkinkan pasien dalam kelompok resiko penyakit jantung koroner dapat mencapai kadar LDL-kolesterol yang sesuai. Judul penelitian "Comparison of One-Year Efficacy and Safety of Atorvastatin Versus Lovastatin in Primary Hypercholesterolemia"
  3. Atorvastatin telah terbukti mengurangi resiko penyakit koroner dan prosedur revaskularisasi pada pasien dengan resiko tinggi penyakit jantung koroner. Studi terbaru menunjukan bahwa atorvastatin 80 mg terbukti aman secara umum pada penggunaan terapi jangka panjang, namun tampaknya para dokter enggan menggunakan atorvastatin dalam dosis tinggi ini. Pada sebuah studi retrospektif yang melibatkan 14.236 pasien dari 49 dokter praktek yang menggunakan terapi atorvastatin selama kurun waktu pengobatan antara 2 minggu hingga 52 bulan, membandingkan aspek khasiat dan keamanan atorvastatin dosis rendah (10 mg) dan dosis tinggi (80 mg). Dalam studi ini dibandingkan keamanan atorvastatin 10 mg, 80 mg dan plasebo, selain itu analisis terhadap penanganan efek-efek merugikan atorvastatin, yaitu efek merugikan yang serius dan tidak serius sistem muskoloskeletal, hati dan ginjal melalui pengukuran kreatinin kinase lebih dari 10 kali batas normal atas dan enzim transaminase hati lebih dari 3 kali batas normal atas. Efek merugikan yang terjadi pada ketiga kelompok pasien masing-masing sebesar 2,4%; 1,8%; dan 1,2% masing-masing pada kelompok pasien atorvastatin 10 mg, 80 mg dan plasebo. Efek merugikan serius jarang terjadi. Tidak ada rhabdomyolisis. Efek samping dan keamanan atorvastatin 80 mg mirip dengan atorvastatin 10 mg. Hasil analisis ini mendukung profil keamanan yang positif pada penggunaan atorvastatin dosis tinggi. Judul penelitian "Comparative of Safety 80 mg versus 10 mg Derived from Analysis of 49 Completed Trials in 14.236 Patients".
  4. Pada studi lain yang membanding keamanan atorvastatin dari statin lainnya pada pasien dislipidemia diketahui bahwa atorastatin lebih aman dibandingkan dengan obat golongan statin lainnya. Pada studi efek merugikan masing-masing 3% pada pasien dengan terapi atorvastatin, 4% pada pasien dengan terapi statin lainnya, dan 1% pada pasien plasebo. Efek merugikan umumnya terjadi pada sistem digestif. Kasus myalgia juga relatif rendah (1,9%) da tidak terkait dengan dosis. Tak ada kasus rhabdomyolisis dan myopati pada kelompok pasien atorvastatin. Efek merugikan atorvastatin tidak meningkat seiring peningkatan dosis (10 - 80 mg). Efek merugikan pada sistem musoloskeletal dan hati juga jarang terjadi. Judul penelitian "Safety of Atorvastatin Derived from Analysis of 44 Completed Trials in 9.416 Patiens".
  5. Studi lain menguji khasiat dan keamanan kombinasi asam fenofibrat dan atorvastatin pada pasien dengan dislipidemia campuran. Pasien dengan dislipidemia campuran yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida (TG), penurunan HDL-kolesterol dan peningkatan LDL-kolesterol sering kali gagal mencapai konsentrasi lipid normal pada monoterapi antihiperlipidemia, sehingga memerlukan kombinasi obat antihiperlipidemia. Kombinasi asam fenofibrat 135 mg dan atorvastatin 20 atau 40 mg menghasilkan penurunan TG, dan LDL-kolesterol secara signifikan, dibandingkan monoterapinya. Kombinasi tersebut juga memperbaiki variabel-variabel sekundernya. Kombinasi terapi ini juga secara umum dapat ditoleransi dengan baik dengan profil keamanan yang konsisten dibandingkan dalam terapi atorvastatin atau asam fenofibrat sebagai monoterapi. Tidak ada kasus rhabdomyolisis. Sehingga dari studi ini dapat disimpulkan terapi kombinasi asam fenofibrat dan atorvastatin menghasilkan kontrol parameter lipid yang lebih baik dibanding monoterapi dengan atorvastatin atau asam monofibrat saja pada pasien dislipidemia campuran. Judul penelitian "Efficacy and Safety of ABT-335 (Fenifibric Acid) in Combination with Atorvastatin Patients with Mixed Dyslipidemia".
  6. Pada studi tentang khasiat dan keamanan penambahan ezetimibe 10 mg pada atorvastatin 20 mg dibandingkan dengan titrasi keatas atorvastatin 20 mg tunggal yang dititrasi hingga 40 mg pada pasien hiperkolesterolemia yang beresiko tinggi penyakit jantung koroner, disimpulkan bahwa penambahan ezetimibe 10 mg pada atorvastatin 20 mg lebih dapat ditoleransi dan menghasilkan penurunan kadar lipid yang lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan penggunaan atorvastatin hingga 40 mg. Judul penelitian "Efficacy and Safety of Ezetimibe Added on to Atorvastatin 20 mg Versus Uptitration Atorvastatin (to 40 mg) in Hypercholesterolemic Patients at Moderately High Risk for Coronary Heart Desease".
  7. Manfaat terapi statin sebanding dengan penurunan kadar LDL-kolesterol. Namun, efek samping yang muncul terkait dengan dosis lebih besar dari penurunan kadar LDL-kolesterol tersebut. Meskipun efek smaping yang berat jarang terjadi, namun dalam penggunaan agen statin ini harus sangat memperhitungan rasio manfaat (efek terapi) dan kerugiannya. Rosuvastatin memberikan efek penurunan LDL-kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan atorvastatin dengan resiko efek samping yang serupa, jadi rosuvastatin lebih aman. Judul penelitian "Comparison of Benefits and Risks of Rosuvastatin Versus Atorvastatin from a Meta-Analysis of Head-to-Head Randomized Controlled Trials".