MAKANAN DAN KANDUNGAN TRANS FATTY ACIDS DIDALAMNYA
"Berbagai penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat membuktikan bahwa trans fatty acids memberikan efek lebih merugikan dibandingkan asam lemak jenuh."
Tahukah Anda apa itu trans fatty acids?. Trans fatty acids (TFA) atau dikenal juga dengan sebutan trans fats adalah salah satu jenis asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) yang memiliki konfigurasi trans. Selama ini masyarakat awam mengenal bahwa asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang baik bagi kesehatan. Berbeda dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids) yang memang telah lama dikenal sebagai asam lemak jahat, yang banyak berhubungan dengan masalah-masalah kesehatan terutama masalah timbulnya penyakit-penyakit metabolisme.
Penelitian terbaru ini menunjukan bahwa tidak semua asam lemak tak jenuh baik bagi kesehatan. Hal ini ditegaskan dengan ditemukannya suatu kelompok khusus dari asam lemak tak jenuh yang memiliki konfigurasi trans atau TFA ini. TFA terbukti mampu menimbulkan masalah-masalah kesehatan yang hampir sama dengan asam lemak jenuh, namun dengan potensi yang jauh lebih tinggi.
Berbagai penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat membuktikan bahwa trans fatty acids memberikan efek lebih merugikan dibandingkan asam lemak jenuh. Fakta seputar TFA ini antara lain diungkapkan oleh:
- Food and Drug Association (FDA), yaitu suatu asosiasi Pemerintah Amerika Serikat yang menangani masalah obat dan makanan. FDA menegaskan bahwa konsumsi asam lemak jenuh, TFA dan kolesterol beresiko meningkatkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) darah hingga level yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner.
- American Diabetes Association menyatakan bahwa TFA berpotensi meningkatkan berat badan yang meningkatkan resiko obesitas (kegemukan), serta menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dan menyebabkan resistensi insulin yang berarti akan meningkatkan resiko penyakit diabetes.
Jika selama ini masyarkat menganggap bahwa asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang baik, anggapan ini memang ada benarnya. Fakta menunjukkan bahwa semua asam lemak tak jenuh yang diperoleh secara alami dari tumbuhan maupun hewan pada umumnya adalah asam lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan, yang umumnya masuk dalam kelompok asam lemak esensial yang memang sangat dibutuhkan bagi kesehatan manusia. Tentu sekarang timbul pertanyaan kurang lebih seperti ini:
- Ada apa dengan TFA?
- Mengapa TFA tidak aman bagi kesehatan?
- Apakah TFA bukan asam lemak yang alami?
- Dimanasajakah kita dapat menemukan kandungan TFA tersebut?
- Apa bedanya TFA dengan asam lemak tak jenuh lainnya?
- Bagaimana seharusnya kita mengkonsumsi makanan agar tetap aman dari bahaya TFA?
- Dan tentu saja masih banyak lagi pertanyaan lainnya
Untuk lebih jelasnya, dapat saya gambarkan bahwa asam lemak tak jenuh terdiri dari:
- Asam lemak tak jenuh dengan konfigurasi cis, asam lemak ini merupakan asam lemak yang baik bagi kesehatan kita. Semua asam lemak esensial memiliki konfigurasi ini. Asam lemak ini sangat dibutuhkan oleh tubuh kita untuk berbagai keperluan metabolisme seperti pembentukan senyawa-senyawa eikosanoid seperti prostaglandin, leukotrien, tromboksan dan lipoksin. Contoh asam lemak tak jenuh cis diantaranya: asam linoleat (LA), asam arakhidonat (AA), dan asam alpha-linoleat (ALA).
- Asam lemak tak jenuh dengan konfigurasi trans (TFA) yang terbentuk akibat perubahan konfigurasi dari asam lemak cis akibat proses pemanasan atau hidrogenasi parsial. TFA ini memiliki sifat kimia maupun fisika yang berbeda signifikan dengan asam lemak cis.
Penelitian biokimia menunjukkan bahwa TFA lebih dimetabolisme seperti asam lemak jenuh. Perubahan konfigurasi dari cis ke trans pada TFA menyebabkan TFA tidak dapat dikenali oleh reseptornya, sehingga menyulitkan proses metabolisme dalam tubuh. TFA juga tidak lagi memberikan sifat asam lemak esensialnya sebagaimana ditunjukkan oleh asam lemak dengan konfigurasi cis.
Dalam kehidupan sehari-hari asupan makanan dengan kandungan TFA sangat mudah dijumpai dan setiap saat dapat masuk kedalam tubuh kita dalam kadar yang tidak kita ketahui dengan bahaya atau manfaat yang tidak kita ketahui pula. Senyawa ini sangat mungkin ada dalam makanan kita terutama makanan yang menggunakan bahan olahan minyak nabati, minyak yang terhidrogenasi parsial seperti margarin adalah contoh yang paling mudah kita temui. Dalam jumlah kecil, TFA juga dapat ditemukan pada produk hewan memamah biak seperti susu dan daging sapi.
Lantas Bagaimana kita harus menyikapi TFA ini?. FDA merekomendasikan adanya pembatasan kadar TFA dalam produk makanan dan mencantumkan kadarnya dalam label makanan di Amerika Serikat. Bagimana dengan di Indonesia?. Di Indonesia TFA memang belum dikenal masyarakat luas, dan pemerintah juga belum mengeluarkan aturan tentang batasan kadar TFA dalam produk makanan, maka masyarakat itu sendirilah yang harus cermat dan pintar menyiasatinya. Beberapa upaya dalam pembatasan asupan TFA dapat dilakukan secara individual diantaranya dengan:
- Mengurangi konsumsi makanan yang digoreng terlebih jika digoreng dengan minyak yang digunakan secara berulang.
- Saat membeli produk minyak goreng atau margarin periksa kandungan asam lemak dalam labelnya, pastikan tidak mengandung TFA
- Hindari penggunaan minyak goreng dengan pemanasan lama dan atau berulang.