Rabu, 17 Oktober 2012

COKLAT DAN PERBAIKAN FUNGSI KOGNITIF



Ada gemar mengkonsumsi coklat?. Disamping semua kekhawatiran yang ditimbulkan akibat kebiasaan mengkonsumsi coklat seperti obesitas atau timbulnya jerawat, konsumsi coklat juga terbukti memberikan manfaat bagi konsumennya. Dalam sebuah "Occasional Notes" www.nejm.org sebuah website yang selalu memberikan review-review penelitian dalam dunia medis dan pengobatan ini menulis tentang salah satu manfaat konsumsi coklat. Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara konsumsi coklat dan peningkatan fungsi kognitif.

Dalam artikel tersebut jelas disebutkan bahwa konsumsi coklat mampu meningkatkan fungsi kognitif seseorang. Fungsi kognitif adalah fungsi aktivitas mental secara sadar seperti berfikir, belajar, mengingat dan kemampuan berbahasa. Fungsi kognitif juga meliputi kemampuan atensi, memori, pertimbangan, pemecahan masalah, perencanaan, penilaian, pengawasan dan evaluasi.

Diet tinggi flavonoid yang banyak terkandung dalam bahan makanan berbahan dasar nabati telah terbukti mampu meningkatkan/memperbaiki fungsi kognitif seseorang. Secara khusus, sebuah penelitian melaporkan adanya keterkaitan erat antara kebiasaan mengkonsumsi flavonoid dengan adanya penurunan resiko demensia, dan bersamaan dengan itu meningkatkan kinerja pada beberapa uji kognitif dan fungsi kognitif meningkat pada pasien usia lanjut. Demensia adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan pada otak.

Flavanol sebuah sub kelas dari flavonoid yang banyak terkandung dalam kakao, teh hijau, anggur merah dan beberapa buah-buahan lainya tampaknya efektif dalam memperlambat atau bahkan mengembalikan kinerja fungsi kognitif yang terjadi seiring proses penuaan. Diet flavanol juga menunjukan adanya peningkatan pada fungsi endothelial. Selain itu flavanol juga dapat menurunkan tekanan darah karena adanya vasodilatasi pada pembuluh darah perifer dan otak. Peningkatan fungsi kognitif akibat pemberian ekstrak polifenol kakao (coklat) juga telah diamati pada tikus Wistar–Unilever.