Selasa, 19 Juni 2012

TERAPI PROFILAKSIS ULKUS PEPTIKUM



Terapi penunjang (koterapi) pada ulkus peptikum sangat diperlukan terutama pada pasien ulkus peptikum terinduksi AINS. Penghentian penggunaan AINS pada dasarnya mutlak dilakukan apabila gejala ulkus ditengarai aktif. Penghentian penggunaan AINS umumnya akan mempermudah penanganan ulkus tersebut dengan menggunakan rejimen standar antagonis reseptor H2, pompa proton inhibitor (PPI), ataupun sukralfat. PPI umumnya lebih disukai karena memberikan efek penyembuhan yang lebih cepat dibanding H2RA atau sukralfat.

Jika terpaksa penggunaan AINS pada pasien ulkus peptikum tidak dapat dihentikan, maka perlu dipertimbangkan alternatif berikut:

  1. Pengurangan dosis
  2. Beralih ke AINS yang relatif aman terhadap ulkus peptikum seperti asetaminofen, salisilat nonasetilasi, kombinasi dengan AINS selektif COX-2, atau mengganti seluruhnya dengan AINS selektif COX-2
PPI merupakan agen yang harus diberikan pada pasien ulkus dengan terapi AINS ini. Dan pada pasien-pasien ini perlu dipertimbangkan cara-cara lain untuk mengurangi resiko ulkusnya. Pemberian AINS dalam bentuk prodrug, atau dengan membuat formula AINS dalam bentuk tablet salut lepas lambat, terbukti tidak mampu mengurangi resiko ulkus peptikum. Sementara itu koterapi AINS dengan pemberian misoprostol atau PPI terbukti mampu mengurangi resiko ulkus peptikum dan komplikasinya pada saluran gastrointestinal.  Beralih ke AINS selektif COX-2 juga terbukti mengurangi resiko ulkus peptikum dan komplikasinya.

Misoprostol

Pemberian misoprostol dengan dosis 4x200 mcg terbukti mampu mengurangi resiko ulkus peptikum terinduksi AINS, namun efek samping berupa diare dan nyeri abdomen membatasi penggunaannya. Karena dosis 3x200 mcg sebanding khasiatnya dengan dosis 800 mcg/hari, maka dosis yang lebih rendah tersebut dapat diterapkan pada pasien yang tak mampu mentoleransi dengan baik dosis tinggi misoprostol ini. Pengurangan dosis hingga 400 mcg/hari atau bahkan lebih rendah lagi masih diperbolehkan untuk menghasilkan efek profilaksis ulkus peptikum ini. Sediaan dengan kombinasi dosis tetap 200 mcg dan diklofenak 50 atau 75 mg tersedia dan dapat membantu mengurangi resiko ulkus.

Antagonist Reseptor H2

Antagonist reseptor H2 seperti famotidin 40 mg terbukti efektif mampu mengurangi resiko ulkus duodenum tetapi tidak pada ulkus peptikum. Tak ada standar dosis antagonis reseptor H2 untuk koterapi ulkus. Meski demikian dosis antagonis reseptor H2 yang lebih tinggi seperti famotidin 2x40 mg atau ranitidin 2x300 mg terbukti mampu menurnkan resiko ulkus peptikum maupun ulkus duodenum, walaupun belum ada evaluasi terdokumentasi untuk membuktikannya. Antagonis reseptor H2 ini dapat digunakan sewaktu-waktu munculnya gejala yang berhubungan dengan dispepsia terinduksi AINS.

Inhibitor Pompa Proton (PPI)

Dosis standar omeprazole 1x20 mg atau lansoprazole 1x30 mg terbukti mampu mengurangi resiko ulkus peptikum dan ulkus duodenum terinduksi AINS. Pemberian koterapi omeprazole 1x20 mg terbukti lebih efektif dibanding 2x150 mg ranitidin.