Jumat, 18 Januari 2013

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS



Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan salah satu teknik pemisahan komponen-komponen tunggal dari campuannya. Kromatografi merupakan sebuah teknik pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan memanfaatkan fakta bahwa setiap komponen/zat/analit dalam suatu campuran akan cenderung bergerak pada kecepaan yang berbeda sepanjang permukaan datar bersalut. Perbedaan kecepatan pergerakan masing-masing komponen dalam suatu campuran diakibatkan adanya perbedaan interaksi antara komponen tersebut dengan permukaan datar bersalut (fase diam) yang dilewatinya, dibandingkan dengan kecenderungannya untuk bergerak bersama cairan yang melaluinya (fase gerak).

KLT merupakan teknik kromatografi yang paling mudah pengerjaannya dan paling banyak digunakan. Dalam teknik ini hanya diperlukan adanya sebuah fase diam, yaitu selembar kaca atau plastik yang dilapisi dengan lapisan zat padat tertentu yang sesuai, dimana setetes kecil sampel yang akan dianalisis ditotolkan diatasnya. Selain fase diam, fase gerak dibutuhkan sebagai larutan pengembang. Sampel yang telah ditotolkan pada permukaan fase diam kemudian dikembangkan dalam larutan pengembang (eluen). Cahaya ultraviolet (UV) diperlukan untuk menentukan lokasi bercak. 

Berbagai perlakuan eksperimental yang dapat dilakukan pada analisis KLT ini diantaranya berhubungan dengan:
  • Pemilihan pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel
  • Pemilihan adsorben yang digunakan untuk melapisi plat KLT
  • Ketebalan lapisan adsorben pada plat KLT
  • Jumlah relatif sampel yang dianalisis
  • Pemilihan pengembang (eluen)
Dalam setiap analisis KLT yang dilakukan untuk menganalisa suatu sampel pada kondisi eksperimental tertentu, setiap analit/komponen akan menghasilkan jarak bercak yang relatif tetap bila dibandingkan dengan jarak pengembangannya. Rasio jarak tempuh suatu analit terhadap jarak tempuh pengembang disebut Rf. Rf dapat disebut sebagai retardation factor atau ratio to front, yang dinyatakan dalam bilangan pecahan desimal dan dapat ditentukan nilainya dengan persamaan:

                     Rf = jarak tempuh analit/ jarak tempuh pengembang

Nilai Rf suatu zat atau komponen akan tetap sepanjang pengukurannya dilakukan dengan kondisi percobaan dengan spesivisitas yang sama.