Jumat, 25 Januari 2013

PROSEDUR HPLC DALAM ANALISIS CAMPURAN ANALGESIK




Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid Cromatography (HPLC) merupakan salah satu metode yang sangat mungkin digunakan untuk menganalisis larutan yang mengandung campuran analgesik dan anestesi yang umum yang digunakan dalam prosedur pembedahan (operasi medis). Dengan HPLC ini pemisahan bupivakain, klonidin, fentanil, hidromorfin, midazolam dan morfin dapat terselesaikan dalam waktu kurang dari 20 menit. Metode analisis ini memungkinkan pemisahan komponen-komponen zat didalamnya dengan cara menyuntikan langsung larutan pada sistem HPLC. Metode ini juga sangat berguna untuk mengidentifikasi suatu sediaan larutan yang tidak diketahui komposisinya. Metode ini sangat mungkin diterapkan di rumah sakit sebagai upaya penngendalian mutu dan pemastian mutu yang tidak hanya akan memastikan kebenaran pencampuran obat dalam larutan infus namun juga untuk memantau kemungkinan adanya penyalahgunaan obat oleh tenaga medis.
*************************

Pendahuluan


Telah diketahui bersama, bahwa sejak tahun 1970an penyalahgunaan morfin dan agen narkotik sintetik telah menjadi masalah kesehatan yang serius. Sebuah survei menunjukan bahwa fentanil merupakan salah satu agen anestesi yang paling banyak disalahgunakan oleh ahli anestesi (anestesiologis). Institusi-institusi kesehatan umumnya melakukan program pengujian/tes urin terhadap tenaga-tenaga kerja yang akan atau telah direkrutnya serta melakukan pengujian kandungan obat-obatan tertentu yang diduga sebagai penyebab terjadinya kecelakaan. Dari program tersebut diketahui adanya beberapa item obat yang sering disalahgunkan, seperti: amfetamin, kanabinoid, kokain, opiat dan phensiklidin. Obat-obat tersebut akan dapat dengan mudah terdeteksi melalui tes urin. Namun tes urin, belum memadai untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyalahgunaan obat-obat lainnya di rumah sakit seperti midazolam dan fentanil yang mungki dilakukan oleh tenaga medis.

Penerapan HPLC dengan metode pengerjaan yang sederhana dan memberikan hasil yang cepat, tentu diharapkan akan sangat membantu dalam hal pemastian mutu di lingkungan rumah sakit. Prosedur HPLC cepat ini tidak hanya memantau kemungkinan adanya kesalahan pencampuran atau penyiapan sediaan parenteral yang umum diberikan pada pasien yang akan menjalani prosedur operasi atau pembedahan, namun juga akan mendeteksi adanya kemungkinan penyalahgunaan obat-obat tersebut. Prosedur HPLC merupakan modifikasi dari prosedur Lambropoulos et al. untuk mengidentifikasi produk-produk degradasi fentanil dalam suatu sediaan farmasi. Prosedur ini memungkinkan pengujian langsung atau melalui pengenceran terlebih dahul terhadap suatu sediaan parenteral. Melalui prosedur HPLC ini, komponen analgesik umum, anestesi dan opiat yang mungkin terdapat dalam suatu sediaan parenteral dapat dipisahkan dalam waktu kurang dari 20 menit.

Bahan dan Metode


Reagen/Pereaksi
  • Asetonitril HPLC grade
  • Air deionisasi 
  • Asam perklorat 69-72%
  • Saline yang digunakan untuk mengencerkan larutan NaCl 0,9%
Fase gerak dibuat dengan mencampurkan 150 mikro liter asam perklorat ke dalam 67 ml air deionisasi dan kemudian ditambahkan secara perlahan-lahan 33 ml asetonitril. Fase gerak tersebut dibebas gaskan sebelum digunakan, dan fase gerak ini akan stabil dalam waktu 3-4 hari.

Baku Pembanding
Baku pembanding fentanil, bupivakain, klonidin, hidromorfin, morfin dan midazolam yang diperoleh dari perusahaan farmasi. Kemurnian bahan pembanding tersebut dianalisis dengan menggunakan dengan spektrofotometri UV dan menghitung kadarnya.

Peralatan
Seperangkat HPLC dengan spesifikasi:
  • Pompa isokratik HP 1050 yang mampu mempertahankan laju alir 1 ml/menit
  • Autosampler Perkin-Elmer ISS-100 Intellige Sampling System (Perkin-Elmer Corporation, Analytica Instruments, Norwalk, CT)
  • The automatic sampler held 2- mL vials fitted with 250-1JL glass inserts
  • Detektor UV
  • Integrator HP3393A
  • Kolom Beckman Ultrasphere ODS HPLC ( 5 IJm, 4.6 mm x 25cm, Beckman Coulter, Inc. Fullerton, CA)
Panjang gelombang dipantau agar selalu pada kisaran 206-280 nm tergantung pada senyawa obat yang sedang dianalisis. Dengan kondisi pengujian tersebut, maka akan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel I. Parameter HPLC
Nama Obat Waktu Retensi Panjang Gelombang (nm) Rentang Linieritas (mg/ml)
Morfin 3,0 280 0.02-20
Hidromorfin 3,2 280 0,02-20
Klonidin 4,5 280 0,01-1,0
Midazolam 5,5 280 0,10-2,0
Bupivakain 13,0 206 0,50-1,5
Fentanil 17,0 206 0,002-0,05
Spesimen Pengujian
Semua larutan yang diuji adalah sediaan farmasi. Sediaan parenteral yang sering ditemui adalah larutan morfin sulfat, hidromorfin HCl dan midazolam HCl tunggal ataupun dalam campuran dengan bupivakain atau fentanil atau campuran fentanil-bupivakain.

Kromatogram Hidromorfin


Kromatogram Fentanil

Kesimpulan


Metode yang disajikan ini dapat menjadi metode yang sederhana guna identifikasi analgesik, anestesia dan opiat dalam suatu sediaan farmasi. Prosedur HPLC ini memberikan kemudahan dan keuntungan serta kecepatan yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan metode spektrofotometri UV atau GLC yang memerlukan langkah-langkah ekstraksi terlebih dahulu. Metode ini memungkinkan proses skrining yang kuantisasi yang cepat pada suatu larutan obat yang tidak diketahui komponen obat didalamnya.




Sumber