Xantin
Xantin merupakan senyawa 2,6-dioksipurin atau 2,6-purinadion. Xantin merupakan suatu basa purin. Senyawa-senyawa yang termasuk dalam golongan xantin diantaranya adalah kafein, teofilin dan teobromin. Kafein merupakan senyawa golongan xantin yang memiliki efek psikotonik paling kuat.
Kafein merupakan alkaloid xantin berbentuk kristal, berasa pahit dan bekerja menghasilkan efek psikotonik dan diuretik ringan. Istilah kafein digunakan untuk merujuk senyawa pada kopi. Kafein juga banyak terdapat pada guarana, mate dan teh.
Kafein
Teofilin
Teobromin
Data kelarutan kafein adalah sebagai berikut:
1:60 dalam air
1:75 dalam etanol
1:50 dalam aseton
1:8 dalam kloroform, dan
1:900 dalam eter
Identifikasi kafein:
Secara Kimia
- Tes asam amalik, terjadi perubahan warna dari orange menjadi violet
- Tes zwikker (5 tetes larutan sampel + 3 tetes pereaksi), terbentuk warna hijau-ungu
- Aqua brom, terbentuk warna jingga tidak stabil
- Larutan sampel dalam air + I2, tidak terbentuk endapan, ketika direaksikan dengan HCl terbentuk endapan coklat yang melarut saat ditambahkan NaOH
- Larutn sampel + larutan tanin, menghasilkan endapan putih yang melarut pada penambahan larutan tanin berlebih
- Dragendorf, terbentuk warna kuning-orange
Menurut FI IV
- Spektrum serapan inframerah
- 5 mg sampel dalam 1 ml asam klorida P dalam cawan porselen, ditambah dengan 50 mg kalium klorat P, diuapkan diatas tangas uap hingga kering. Balikkan cawan diatas bejana berisi beberapa tetes amonium hidroksida 6 N, sisa berwarna lembayung yang hilang dengan penambahan alkali kuat.
Barbiturat
Asam barbiturat terjadi sebagai hasil kondensasi siklik asam malonat dengan urea. Akibat sifat keasamannya yang tinggi, asam barbiturat dalam organisme terdapat sebagi anion dan tidak dapat menembus sawar darah otak. Karena itu senyawa ini juga tidak memiliki efek hipnotik. Contoh senyawa golongan barbiturat ini diantaranya sekobarbital, aprobarbital, pentobarbital dan fenobarbital.
Fenobarbital
Pentobarbital
Identifikasi Fenobarbital:
Pemerian
Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa, dapat terjadi polimorfisme, stabil diudara, pH larutan jenuhnya kurang lebih 5.
Kelarutan
- 1 gram dalam 1000 ml air
- 1 gram dalam 10 ml alkohol
- 1 gram dalam 40 ml kloroform
- 1 gram dalam 1 ml eter
Identifikasi secara Kimia
- Positif terhadap pereaksi parri
- Dengan pereaksi zwikker, membentuk warna violet
- Sampel dalam larutan air + larutan AgNO3, membentuk warna putih
- Dengan pereaksi merkurium nitrat, membentuk warna hitam
- Sampel + formalin + asam sulfat P, membentuk warna merah
Identifikasi menurut FI IV
- Spektrum serapan infra merah
- Waktu retensi puncak utama (HPLC)