Sabtu, 21 Juli 2012

SEJARAH DIABETES MELITUS: DARI SEMUT HINGGA ANALOG


SEJARAH SINGKAT (DALAM TINJAUAN WAKTU)

Deskripsi pertama mengenai diabetes melitus (DM) dideskripsikan oleh para sarjana Hindu pada tahun 1500 SM. Mereka menjelaskan DM sebagai "penyakit aneh yang menyebabkan rasa haus, pengeluaran urin dalam jumlah besar, menyebabkan lalat dan semut menghinggapi urin orang dengan penyakit aneh tersebut". Istilah diabetes dicetuskan oleh Apolonius dari Memphis pada tahun 250 SM, yang berarti "melalui" atau menyedot  yang merupakan penyakit yang lebih lebih banyak mengeringkan cairan tubuh dari orang lain pada umumnya. Sedangkan istilah melitus ditambahkan kemudian karena penyakit tersebut menyebabkan urin manis.

Sushruta, Arataeus dan Thomas Willis adalah pelopor pengobatan DM. Dokter Yunani meresepkan agar penderita DM melakukan olahraga terutama berkuda untuk menghasilkan "gesekan moderat" dan mengurangi buang air yang berlebihan. Wine (anggur) digunakan untuk mengkompensasi kehilangan cairan, diet kelaparan, terapi kentang dan gandum merupakan jenis-jenis pengobatan DM yang direkomendasikan pada masa itu. Sir William Osler pada tahun 1915 merekomendasikan opium untuk terapi DM. Pada awal penelitian DM dikaitkan dengan metabolisme glikogen dan sel-sel pankreas yang dikemukan oleh seorang siswa medis dari Swedia bernama Paul Langerhans. Tahun 1916 Sharpey-Sharper menyatakan adanya bahan kimia tunggal yang hilang dari pankreas pada penderita DM dan menamai senyawa tersebut sebagai insulin. Istilah insulin yang berasal dari kata "insel" yang dalam bahasa Jerman berati pulau.

Peneliti E.L Scott dan Nicolae Paulesco untuk pertama kali berhasil mengekstraksi insulin anjing. Tahun 1921 FG Banting dan JJR Macleod dari Universitas Toronta mendapat Nobel atas sehubungan dengan penemuannya tentang insulin bagi pengobatan DM. Pada awal tahun 1922 ekstrak mentah insulin yang "kocor, tebal dan coklat" disuntikan pada seorang anak berusia 14 tahun bernama Leonard dan hasilnya level glukosa darah sang anak turun secara signifikan, namun terjadi abses akut pada tempat penyuntikan. Sehingga upaya pun diperbaiki. Setelah 6 minggu sang anak tersebut kemabli disuntik dengan ekstrak insulin halus, dan hasilnya kadar glukosa darah turun dari 520 mg/dL menjadi 120 mg/dL dalam waktu 24 jam setelah penyuntikan. Sang anak tersebut kemudian bertahan hidup hingga 13 tahun kemudian sebelum akhirnya meninggal akibat pneumonia (suatu penyakit yang belum ditemukan obatnya pada saat itu).

Sekilas perkembangan insulin adalah sebagai berikut:

  1. Tahun 1920an -> insulin reguler
  2. Tahun 1930an -> insulin kerja panjang/long acting (PZI)
  3. Tahun 1940an -> insulin keja sedang (NPH)
  4. Tahun 1950an -> Lente insulin
  5. Tahun 1960an -> Insulin termurnikan
  6. Tahun 1970an -> rekombinant humans insulin (insulin rekombinan)
  7. Tahun 1980an -> insulin analog
  8. Tahun 1990an -> insulin nasal, oral, dan insulin dalam bentuk sediaan terbaru yang masih dalam proses pengembangan
EVOLUSI INSULIN

Pada mei 1920, Eli Lilly membeli royalti ke Universitas Toronto untuk memproduksi insulin.Tahun 1923, insulin mulai diproduksi secara masal dengan mengekstraksi insulin babi di Denmark. Nordisk Insulin Laboratorium atau sekarang bernama Novo Nordisk pada tahun 1955 menemukan urutan asam amino pada insulin manusia oleh Sir Frederick Sanger, dan karena ia menerima hadiah Nobel pada tahun 1958. Kemudian Hans Christian Hagedorn menemukan efek berkepanjangan dari insulin dengan cara menambahkan protamin kedalam molekul insulin. 

Produk insulin yang dimurnikan dari insulin hewan mulai dikembangkan pada tahun 1974 melalui teknik kromatografi. Pemurnian insulin tersebut bertujuan untuk mengurangi reaksi alergi dan lipidostropi.

Pada tahun 1978, teknologi DNA rekombinan digunakan untuk menghasilkan insulin sintetis pada bakteri E. Colie. Dan produsi masal rDNA insulin manusia ini dimulai pada tahun 1980. Pada pertengahan tahun 1990an struktur insulin manusia telah dimodifikasi dengan mengubah urutan asam amino (penambahan, penghapusan dan pertukaran asam amino) untuk menghasilkan insulin dengan sifat farmakokinetik yang lebih baik yang kemudian dikenal dengan istilah "insulin modern" atau "desainer insulin".

Insulin adalah hormon alami yang sama pentingnya dengan udara, air dan cahaya. Diantara semua obat antidiabetes, insulin adalah agen antidiabetes yang paling kuat dalam hal penurunan kadar glukosa darah. Insulin memiliki manfaat yang lebih baik dalam hal pengendalian glukosa darah diantara:
  •  mengurangi glukotoksisitas dan lipotoksisitas
  •  meningkatkan sensitivitas insulin
  •  menjaga fungsi sel beta
  • memperbaiki profil lipid
  • disfungsi endothelian
  • efek antiinflamasi
  • efek antiplatelet
  • memperbaiki kualitas hidup pasien
Beberapa hambatan dalam terapi insulin diantaranya:
Terakait pasien:
  1. Psikologis (kegagalan pribadi)
  2. Takut komplikasi, berat badan, fobia jarum
  3. Tabu dan isu-isu regional
  4. Masalah hipoglikeia
  5. Masalah cara pemberian
  6. Masalah kepatuhan
  7. Masalah gaya hidup
  8. Ekonomi
Terkait dokter atau tenaga kesehatan
  1. "Clinician inercia" ; kurangnya inisiasi dini
  2. Kurangnya keahlian teknis, dana dan pengetahuan
  3. Akses yang buruk terhadap hasil-hasil penelitian
  4. Kurangnya edukasi kesehatan dan konseling motivasi
  5. Masalah logistik dinegara berkembang

INSULIN DI MASA DEPAN

Sekitar 250.000 anak-anak dengan usia kurang dari 14 taun dinegara-negara berkembang dinyatakan menderitan DM tipe 1, 38.000 diantaranya berada di Benua Afrika. Jean Claude Mbanya Presiden Federasi Diabetes Internasional (IDF) mengamati dan menyatakan "banyak anak-anak dibelahan dunia yang sedang berkembang meninggal dunia akibat DM saat kami telah menemukan obat yang dapat menyelamatkan jiwa penderita DM hingga 85 tahun". 

Terapi insulin kini telah mengalami pergeseran paradigma yang fokus pada prinsip-prinsip inisiasi kardinal, optimasi dan pengintensifan terapi untuk mencapai kontrol yang memadai. 




Sumber