Rabu, 24 Juli 2013

ANTIOKSIDAN DAN KESEHATAN


Antioksidan adalah suatu zat atau senyawa yang alami atau pun sisntesis yang dapat berperan dalam mencegah atau menunda terjadinya kerusakan beberapa jenis sel. Diet tinggi sayuran dan buah-buahan merupakan sumber antioksidan yang baik. Selain dengan mengkonsumsi banyak sayuran dan buah, suplemen antioksidan juga telah terbukti efektif dalam mencegah berbagai jenis penyakit. Vitamin C dan E, selenium, dan karotenoid seperti beta-karoten, likopen, lutein, dan zeaxanthin merupakan contoh-contoh antioksidan. 

Poin-poin Penting tentang Antioksidan

Satu:
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang kaya akan antioksidan. Berbagai bukti penelitian menunjukan bahwa seseorang yang lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah memiliki resiko yang lebih rendah akan kemungkinan serangan berbagai penyakit, meskipun belum diketahui secara jelas apakah hal itu berhubungan dengan kandungan antioksidan dalam sayur-sayuran dan buah-buahan tersebut, atau karena komponen lain dalam makanan tersebut, atau faktor-faktor diet lainnya, atau mungkin pada pilihan gaya hidupnya.

Dua:
Dari sebuah studi ilmiah yang ketat yang melibatkan lebih dari 100.000 responden untuk menguji apakah pemberian suplemen antioksidan dapat membantu mencegah penyakit-penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker dan katarak. Dalam kebanyakan kasus antioksidan tidak mengurangi resiko perkembangan penyakit-penyakit tersebut.

Tiga:
Belum ada kekhawatiran keamanan kandungan antioksidan dalam makanan. Namun, suplemen antioksidan dosis tinggi dapat dihubungkan dengan berbagai resiko kesehatan. Suplementasi beta-karoten dosis tinggi dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru pada perokok. Suplementasi vitamin E dosis tinggi dapat meningkatkan resiko kanker prostat dan satu tipe stroke.

Empat:
Suplemen antioksidan dapat berinteraksi dengan berbagai jenis obat.

Lima:
Berikan semua informasi lengkap tentang upaya pemeliharaan kesehatan yang anda lakukan jika anda melakukan kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan untuk menjamin perawatan kesehatan yang aman.

Radikal Bebas, Stres Oksidatif dan Antioksidan


Radikal bebas adalah suatu molekul yang sangat tidak stabil yang terbentuk secara alami saat tubuh kita melakukan suatu aktivitas atau olahraga atau mengkonversi makanan menjadi energi. Radikal bebas juga dapat diperoleh dari sumber-sumber yang ada dilingkungan sekitar kita seperti asap rokok, polusi udara dan sinar matahari. Radikal bebas dapat memicu terjadinya "stres oksidatif" sebuah proses yang lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel. Stres oksidatif diduga memainkan peranan penting pada timbulnya berbagai penyakit seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, alzhaimer, parkinson, dan penyakit mata seperti katarak dan degenerasi makular terkait umur.

Dalam percobaan skala laboratorium, antioksidan telah terbukti malawan stres oksidatif (pada percobaan dengan menggunakan sel hewan). Namun, ada perdebatan apakah mengkonsumsi sejumlah antioksidan dalam bentuk suplemen bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu terdapat pula kekhawatiran bahwa mengkonsumsi suplemen antioksidan dalam dosis tinggi justru dapat membahayakan kesehatan.

Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber antioksidan yang baik, sehingga mengkonsumsi lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan akan lebih baik dibandingkan dengan pengggunaan suplemen antioksidan.

Penggunaan Antioksidan di Amerika Serikat


Sebuah analisis data tahun 2009 dengan menggunakan data Survey Pemeriksaan Gizi dan Kesehatan Nasional Amerika Serikat memperkirakan bahwa sejumlah antioksidan diperoleh dari sumber makanan dan suplemen. Suplemen menyumbangkan sekitar 54% vitamin C, 64% vitamin E, 14% alfa dan beta-karoten, dan 11% selenium.

Keamanan

  • Suplemen antioksidan dosis tinggi pada berbagai kasus dapat membahayakan. Sebagai contoh, beberapa studi telah menunjukan adanya hubungan antara penggunaan suplemen beta-karoten dosis tinggi dengan peningkatan resiko kanker paru-paru pada perokok, dan penggunaan suplemen vitamin E dosis tinggi beresiko meningkatkan terjadinya stroke hemoragik (stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak) dan kemungkinan kanker prostat.
  • Seperti halnya suplemen diet lainnya, suplemen antioksidan juga dapat berinteraksi dengan sejumlah obat. Sebagai contoh: vitamin E dapat meningkatkan resiko perdarahan pada seseorang yang menggunakan antikoagulan. Selain itu, ada pula bukti yang bertentangan tentang efek mengkonsumsi antioksidan selama terapi kanker, beberapa studi menunjukan bahwa hal ini bermanfaat, namun yang lain mengindikasikan adanya bahaya. 

Pandangan Ilmiah tentang Antioksidan


Penelitian ilmiah yang telah dilakukan dalam beberapa dekade menunjukan bahwa konsumsi antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari serangan berbagai jenis penyakit. Hal ini didukung dengan banyaknya fakta penlitian. 

Studi Laboratorium dan Observasional
Studi observasi pada kebiasaan makan, gaya hidup, dan sejarah kehidupan pada sekelompok besar orang menunjukan bahwa konsumsi banyak sayur-sayuran dan buah-buahan memberikan efek penurunan resiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke, kanker dan katarak. Studi observasional ini dapat memberikan gambaran tentang kemungkinan faktor diet dan gaya hidup dengan resiko penyakit.

Para ilmuwan juga telah melakukan sejumlah penelitian laboratorium tentang antioksidan. Percobaan ini menunjukan bahwa antioksidan berinteraksi dengan radikal bebas dan menstabilkannya, sehingga mencegah radikal bebas menimbulkan terjadinya kerusakan sel.

Uji Klinis Antioksidan
Berdasarkan uji laboratorium yang memberikan hasil cukup menjanjikan maka dilakukan uji klinis. Uji klinis dilakukan secara acak double-blind dan hasilnya menyimpulkan bahwa penggunaan suplemen antioksidan dalam kurun waktu setidaknya 1 tahun dapat membantu mencegah berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan kanker pada manusia. 

Uji klinis yang mula-mula dilakukan dan selesai pada tahun 1990an adalah pengujian suplemen beta-karoten dosis tinggi, tunggal atau pun dikombinasi dengan zat gizi lainnya. Semua pengujian menunjukan bahwa beta-karoten tidak memberikan perlindungan terhadap serangan penyakit kanker dan kardiovaskuler. Dalam sebuah penelitian diperoleh data bahwa beta-karoten meningkatkan resiko kanker paru-paru pada perokok, demikian pula pada beberapa penelitian lainnya.